JAM AKU :)

Jumat, 27 Maret 2015

ARSITEKTUR VERNAKULAR JAWA

Banyak peninggalan lingkungan buatan atau bangunan berserta lingkungan disekitarnya yang dibangun oleh nenek moyang, suku bangsa jawa maupun suku bangsa lain yang dibuat pada masa yang lalu, ternyata mempunyai nilai arsitektural yang sangat tinggi. Berkaitan dengan nilai arsitektural itu, satu atau beberapa bangunan tidak dapat dipandang sebagai sebuah benda mati, sehingga objek itu perlu dilihat dari tiga segi, yaitu segi artefaktual, sikap/prilaku dan pola pikir dari orang atau masyarakat bersangkutan.

Bangsa lain menganggap bahwa kehidupan budaya jawa merupakan atraksi yang menarik, yang tidak merak jumpai ditempat-tempat lain, termasuk dinegaranya sendiri. Atraksi itu dapat digolongkan kepada atraksi kehidupan berupa kehidupan adat dengan perkembangan keseniannya dan hasil karya budaya dalam bentuk artefak berupa benda pada skala kecil dan bangunan beserta lingkungannya pada skala besar.

NILAI ARTEFAKTUAL
            Arsitektur yang memberikan penilaian tinggi pada artefak, bahwa artefak adalah sosok fisik bangunan tempat tinggal yang dimaksudkan oleh sekelompok manusia berbudaya. Mereka perlu beranggapan bahwa bangunan itu bukanlah benda mati semata-mata, berarti bangunan itu adalah sebagian hidup dari manusia itu.
            Arsitektur jawa yang ada di indonesia sebagian terbesar diterapkan pada bangunan rumah tinggal dan sebagian yang lain adalah bangunan peribadatan, makam atau monumen leluhur, pasar atau sejenis bangunan yang lekat sekali pada kehidupan sehari-hari suku bangsa jawa.

            Kegiatan yang biasa diorganisasikan seperti sebuah lembaga yang memerlukan dukungan banyak orang, mebutuhkan sarana ruang dan gedung serta lingkungan disekitarnya yang berbeda dengan kegiatan hidup seperti layaknya berumah tangga. Dengan demikian berubahlah fungsi utama bangunan dari rumah menjadi bangunan lain, mereka membangun gedung perkantoran, tempat rekreasi, terminal angkutan, gedung pertahanan dan pergudangan serta pabrik.
Rumah Jawa asli desa
Rumah Jawa Modern

Masjid Agung Demak
Tempat Ibadah berarsitektur Jawa
NILAI SIKAP-PERILAKU
            Asitektur bertitik-tolak pada kaidah hidup, bahwa kaidah hidup itu adalah salah satu dari sistem daur ulang (cyclus) perkembangan mental atau kepribadian seseorang. Perilaku hidup  membentuk ekologi manusia, yang selanjutnya merumuskan kebutuhan fisik manusia itu sendiri. Pengalaman melakukan hubungan interpersonal akan membentuk pandangan hidup manusia, yang didalamnya terdapat:
  • Sistem pengembangan pada kepercayan diri
  • Sistem pengembangan pada kreativitas
  • Sistem pengembangan etika
  • Sistem pengembangan estetika.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar